Peramal: "Mau diramal apa Dik?"
Gw : (Bingung) "Hmm... apa yah, saya nyoba-nyoba aja sih Pak..."
Peramal: (terdiam dengan bingung -juga-) "Wah Dik, biasanya kalo mau diramal, harusnya diniatin dulu dari rumah maunya nanya apa..."
Gw: (meringis bingung -lagi-) "Hmmm, apa ya Pak, saya jadi bingung juga nih... Apa aja deh Pak. Hehe..."
Peramal: (terdiam seperti berpikir) "Mau nanya jodoh, karir, atau kuliah? Adik ini masih kuliah? Sudah menikah?"
Gw: "Oia Pak, masih kuliah... Belum menikah."
Peramal: (mengangguk-angguk dengan pasrah) "Yah baiklah saya coba..."
Gw: ("maapp, abisnya emang bingung mo nanya apa???")
Dan dimulailah ritualnya...
Seperti ini nih, kalo ngga salah inget:
Bakar dupa, berdoa, mengambil semacam tempat sumpit yang di dalamnya ada sumpit-sumpit bernomor, di-dupa-in, berdoa, kocok-kocok tempat sumpit tadi sampe ada sumpit yang jatuh, ambil dua buah batu, ketok-ketok batu yang tadi, lempar batu-batu itu ke lantai, diamati, dan sumpit yang jatuh tadi dilihat nomornya, buka lemari untuk mencari kertas bernomor sesuai dengan nomor sumpit, dan TA-DA! Ramalan untukku fresh from the oven! :D
(Klik gambar untuk memperbesar gambar)


Hmmm Semarang walaupun panas, tapi masih enak kok buat jalan-jalan (pake kaki maksudnya), soalnya lebih berangin dibandingin Jakarta.
Tips: Kalo jalan-jalan ke Kota Lama & Pecinan, atau zona-zona historis lainnya di Semarang (atau kota lainnya), lebih baik jalan kaki. Biar lebih kerasa soul-nya.
Thanks for Didot yang udah mo nganter seharian, dan makasih jg buat Dita & Ervin yang udah mo nemenin gw. :)
Kapan-kapan maen ke sana lagi ahh...
No comments:
Post a Comment