Sunday 2 November 2008

Great Expectations



sumber gambar : http://www.eppingforestdc.gov.uk/community/history/CharlesDickens.asp

P.S. Apabila Anda bertanya-tanya membahas tentang apakah posting ini... Bukan, posting ini bukan nge-review novel karya Charles Dickens, hehehe lagian gw juga belum pernah baca novelnya (someday.. yeah.. someday..)...

Okay, here's the thing..

Have you recognized that we probably expect more "things" to people whom you love deeply? And if they couldn't give us "things" that we expected from them, then we feel so disappointed and usually become really mad at them. And I have to warn you that "they" in this case not only refers to our partner/spouse, but also refers to : bestfriends, parents to their children, teachers to their students, and so on.

Usually we act more flexible & more understanding with the others whose relationship are not so close with us.

I think that's what I called an "unhealthy relationship"...

...

Aahh capek bikin essai pake bahasa Inggris,
hahaha
at least I have tried... Ya tohh?? :P

...

Okeh, lanjut.

Coba deh dipikir-pikir, kesimpulan gw bener kan?

Biasanya kita lebih sabar & pengertian justru ke orang-orang yang ngga kita kenal dekat. Karena ekspektasi kita ke mereka biasanya lebih RENDAH dibandingkan dengan orang yang sudah dekat dengan kita.

Sebaliknya, semakin kita menyayangi seseorang, terkadang kita dengan PD-nya merasa orang itu sudah mengenal kita dengan sebegitu baiknya, sehingga kita mengharapkan sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi, dan "lebih" "lebih" lainnya. Karena kita "merasa" kita juga melakukan hal yang "lebih" untuk mereka.

Dengan kata lain, ekspektasi kita lebih BESAR terhadap mereka. Dan begitu orang-yang-kita-pedulikan itu melakukan hal yang mengecewakan kita, maka hasilnya kekecewaan kita bakal lebih parah & lambat laun akan merusak hubungan kita dengan orang-yang-kita-pedulikan tersebut.

Been there, done that. Thing that I learned the hard way, though. And sadly, I knew some people who broke their relationship with their loved one just because of that. Until now. *Sigh*

Jadi solusinya?

Buang ego, lebih ikhlas kalau care sama orang, turunkan tingkat ekspektasi kita terhadap mereka, dan komunikasikan kepada mereka kalau "...saya lebih suka apabila kamu melakukan dengan cara seperti ini. Tapi saya tetap peduli terhadap kamu, apa pun yang terjadi."

Apabila mereka tidak berhasil mencapai ekspektasi yang kita harapkan, ya sudah, take it easy, don't make it like such a drama... They are still the people we love, right?

Dan kalau kita ada di posisi sebaliknya? Yakni sebagai orang yang sudah mengecewakan orang yang kita pedulikan?

Mungkin satu-satunya cara:
Pertama, akui bahwa kita salah (walaupun sebenarnya kita yakin kita yang benar) & katakan bahwa kita sedih karena tidak berhasil mencapai ekspektasi yang mereka harapkan. Hindari adu argumen karena di sini ego bakal banyak berperan. Dan beneran deh, ngga bakal ada hasil positifnya. Kalau bisa, minta saran kepada mereka, apa yang harus kita lakukan agar bisa mencapai --minimal "mendekati"-- hasil yang seperti mereka harapkan. Apabila hasil yang mereka harapkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, katakan terus terang & sebisa mungkin cari titik tengahnya.
Kedua, yakinkan diri sendiri bahwa mereka marah & kecewa sedemikian dalamnya terhadap kita, karena mereka SANGAT peduli terhadap kita.

Gw ngga bilang ini gampang, tapi paling engga kita udah mencoba yang terbaik untuk meminimalisir rasa kecewa mereka.

Intinya di sini, kita tetap berusaha agar hubungan yang sudah terjalin dengan baik akan tetap baik selama mungkin.

Yah, mudah-mudahan tulisan ini berguna bagi yang baca. Miris aja gitu, hubungan yang tadinya baik jadi rusak gara-gara ego & ekspektasi yang ketinggian. Kadang-kadang, ngomong "ma'af" untuk memperbaiki hubungan itu bukan berarti kita ada di pihak yang kalah, justru tindakan itu malah membuktikan bahwa kita adalah pihak yang berpikiran lebih DEWASA daripada mereka yang tidak melakukannya.

Take it easy.

Let it go.
Related Posts with Thumbnails